//
home

Latest Post

Rumor saham Bull


PNLF Beli Saham Bank Panin Rp92,46 M PNLF Beli Saham Bank Panin Rp92,46 M Januari, Biaya Eksplorasi Timah Capai Rp3,1 M Januari, Biaya Eksplorasi Timah Capai Rp3,1 M Saham ASRI Jadi ‘Top Foreign Buy’ Jumat (10/2) Saham ASRI Jadi ‘Top Foreign Buy’ Jumat (10/2) Saham BMRI Jadi ‘Top Foreign Sell’ Jumat (10/2) Saham BMRI Jadi … Continue reading

  • Metode CANSLIM Dalam buku karangan William J. O’Neill yang berjudul How to Make Money in Stock, menjelaskan tentang sebuah metode yang dikenal dengan nama “CAN SLIM”. Suatu metode yang telah terbukti dengan rumusan tertentu untuk menghasilkan keuntungan melalui bursa saham, metode tersebut merupakan suatu cara untuk menentukan keputusan bertransaksi (jual atau beli saham), yang berdasarkan dari analisis ekstensif terhadap saham-saham unggulan yang berpredikat baik dan menghasikan gain setiap tahun. Dalam metode Can Slim mempunyai arti dan rumusan setiap huruf-hurufnya yang mewakili 7 karakter. Rumusan-rumusan yang dikembangkan dalam metode CANSLIM terbukti sangat efektif dalam berhadapan dengan dunia bursa saham yang penuh dengan spekulasi. Metode CANSLIM dengan cerdik memanfaatkan indikator-indikator sederhana dalam analisa fundamental berdasarkan historis laporan keuangan. Ditambah dengan penggunaan pola-pola grafik harga saham untuk mempertajam penentuan kapan akan masuk membeli saham atau haruskah keluar bursa dengan menjual seluruh saham baik untung maupun rugi. CANSLIM sendiri merupakan singkatan dari : C = Current quarter earning (laba kuartal terakhir) A = Annual earning increase (laba tahunan meningkat) N = New product, new management, new high (produk baru, manajemen baru, harga saham mencapai tertinggi baru) S = Supply and demand (penawaran dan permintaan) L = Leader or laggard (apakah sebuah saham di sektornya menjadi pemimpin pasar atau pecundang) I = Institutional sponsorship (apakah investor institusi dominan menguasai sahamnya) M = Market direction (arah pasar secara umum, ini melibatkan analisa grafik / teknikal) C = Current Quarterly Earning per Share The Higher The Better (Laba per lembar saham per triwulan, semakin tinggi semakin baik). • Saham yang anda pilih harus mampu menunjukkan persentase peningkatan laba triwulan yang besar (per lembar saham triwulan terakhir), jika dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya. Dengan kata lain cari saham yang menunjukkan besarnya peningkatan perolehan laba tahunan. • EPS (earning per share), dihitung dengan membagi total laba perusahaan yang telah dipotong pajak, dengan jumlah lembar saham yang diedarkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Fluktuasi EPS inilah satu-satunya elemen terpenting bagi proses pemilihan saham-saham unggulan. Semakin tinggi EPS semakin baik. • Perlu diwaspadai bahwa laporan keuangan dapat menyesatkan. Laba perusahaan yang anjlok dalam 2 triwulan berturut-turut dapat berarti bencana. Yang harus diperhatikan adalah berapa besar peningkatan laba triwulan tahun ini per lembar saham (%) tehadap posisi triwulan yang sama setahun yang lalu. Jangan bandingkan triwulan Desember dengan triwulan September tahun ini, tapi bandingkan triwulan Desember tahun ini dengan triwulan Desember tahun sebelumnya, guna menghindari distorsi musiman. • Selain peningkatan laba, juga perlu dilihat peningkatan penjualan. Grafik skala logaritmis (Log-Scale) adalah alat yang bagus untuk analisa saham sebab akselerasi atau kemerosotan presentase kenaikan triwulanan dapat dicermati dengan jelas. • Aturan terpenting dalam proses seleksi: Laba per lembar saham tahun sekarang harus meningkat dalam persentase besar ? minimal 25% hingga 50% atau lebih ? di atas posisi triwulan yang sama setahun sebelumnya. Perusahaan unggulan terbaik punya posisi 100% hingga 500% atau lebih. A = Annual Earnings Increases Look for significant growth (Peningkatan laba tahunan: mana pertumbuhannya yang paling signifikan) • Pilih saham pertumbuhannya 25% hingga 50% atau lebih pertahun. Perlu diperhatikan estimasi yang dikeluarkan oleh analis hanya merupakan suatu opini dan opini bisa salah. Laporan laba tahunan merupakan fakta. • Periksa stabilitas laba perusahaan dalam 3 tahun terakhir, hal yang terpenting adalah periksalah faktor stabilitas dan konsistensi. • Berdasarkan sejarah, siklus normal bursa yang memiliki arah naik (bull market) akan bertahan 2-4 tahun dan diikuti oleh resesi atau kemerosotan bursa (bear market) untuk kemudian terjadi kenaikkan lagi. Pada fase awal bull market, saham-saham yang mengalami kenaikkan untuk kemudian diikuti oleh saham-saham siklis (cyclical stocks) yaitu saham-saham industri dasar yang biasanya lebih lambat. Cyclical stocks berumur pendek dan gampang goyah pada saat pertama munculnya indikasi penurunan laba. • Rasio P/E, yang mengukur rasio harga dan EPS, bukan merupakan faktor relevan dalam pergerakan harga saham dan sangat kecil sangkut pautnya dengan keputusan apakah saham harus dibeli atau dijual. Pertimbangan utama adalah apakah tingkat perubahan laba tersebut merupakan gerak peningakatan ataukah kemerosotan. P/E tinggi terjadi karena bull market sedangkan P/E rendah, kecuali cyclical stocks, umumnya terjadi karena down market. Rasio P/E lebih digunakan sebagai indikator pergerakan harga saham dalam 6-18 bulan mendatang , berdasarkan besarnya laba yang diperkirakan terjadi dimasa depan. N = New Products, New Management, New Highs Buying at the Right Time (Produk baru, manajemen baru, puncak baru: membeli pada saat yang tepat). • Agar harga saham terdorong naik diperlukan beberapa macam pembaharuan yang berupa produk atau jasa baru yang penjualannya meningkat pesat, manajemen baru, peningkatan harga, teknologi revolusioner. • Hasil analisa terhadap saham-saham unggulan menunjukkan suatu paradoks bursa di mana harga saham yang mulai bregerak naik besar-besaran, dan dipandang riskan oleh sebagian besar investor, justru semakin bergerak naik, dan sebaliknya harga saham yang sedang bergerak ke bawah (murah) justru makin merosot lagi. • Posisi puncak baru dari harga jual saham belum otomatis berarti saat yang tepat untuk membeli. Posisi beli adalah pada saat sebagian besar investor konvensional lainnya memandang bahwa harga jual atas suatu saham terlalu tinggi, untuk kemudian menjualnya kembali pada posisi harga baru yang jauh lebih tinggi akibat kenaikkan lanjutan yang dialami oleh saham tersebut. Selain itu dalam memilih saham diperlukan grafik, pergerakan harga historis. Pada saat bull market jangan pernah membeli ketika saham 5% atau 10% diatas base buy pointnya. • Kesimpulan carilah perusahaan yang telah mengembangkan produk atau jasa (layanan) baru, atau yang membaik berkat manajemen barunya, atau berkat makin bagusnya kondisi industri. Beli saham-saham ketika harga bergerak keluar dari pola konsolidasi harga, dan mendekati atau benar-benar telah berada di puncak harga yang baru. S = Supply and Demand Shares outstanding plus big Volume Demand (penawaran dan permintaan: saham beredar plus permintaan bervolume besar) • Harga saham yang dipasok sebanyak 5 milyar lembar di bursa, sulit bergerak karena jumlah pasokan yang sangat besar. Agar harga saham dengan kondisi seperti ini dapat naik secara signifikan, diperlukan volume pembelian (permintaan yang juga sangat besar, demikian pula dengan sebaliknya). • Stock Split yang berlebihan membuat sisi pasokan jauh lebih besar, sehingga perusahaan itu dapat dengan cepat menjadi tipe big-cap yang lamban. Idealnya, komposisi untuk stock split adalah 2:1 atau 3:2. • Perusahaan yang melakukan buy back atas saham-saham yang beredar menunjukkan indikator positif bagi pergerakan harga di bursa dan biasanya menunjukkan upaya perusahaan untuk meningkatkan penjualan dan laba di masa mendatang. Akibat dari buyback, total laba bersih perusahaan akan terbagi oleh jumlah lembar saham yang lebih sedikit, yang berarti menaikkan rasio laba per lembar saham. • Rendahnya rasio debt-to-equity biasanya berarti semakin aman dan semakin bagus perusahaan tersebut. Laba perlembar saham dari perusahaan yang rasio hutangnya tinggi akan semakin terjerat jika terjadi situasi di mana tingkat suku bunga melambung tinggi. • Cara terbaik mengukur penawaran dan permintaan adalah dengan mengamati volume perdagangan harian. • Perlu diingat bahwa setiap saham berkapitalisasi besar dapat dibeli dengan metode CAN SLIM, tetapi saham small-cap akan semakin rentan, baik pada gerakan naik maupun turun. Dari waktu ke waktu, bursa akan menggeser tekanannya dari saham small-cap ke big-cap, dan sebaliknya. Perusahaan yang membeli sendiri sahamnya melalui bursa terbuka dan perusahaan yang saham-sahamnya dimiliki oleh manajemennnya, adalah perusahaan-perusaha an dengan saham yang lebih baik. L = Leader or Laggard Which is your stock? (Unggulan atau pencundang: di mana posisi saham anda?) Investor harus menyadari bahwa hamper tidak pernah menguntungkan jika berinvestasi di saham-saham pencundang, meskipun mereka seolah-olah tampak menarik. Cari dan belilah saham-saham unggulan terbaik. I = Institutional Sponsorship Follow the leaders (dukungan institusional: ikuti sang unggulan) • Pengertian istilah sponsor internasional mengacu kepada jumlah lembar saham yang dimiliki oleh institusi. Saham-saham unggulan terbaik tidak memerlukan banyak sponsor institusional, cukup beberapa institusi saja yang bersedia memiliki. • Belilah saham yang sponsornya tidak terlalu banyak, yang kinerjanya di atas rata-rata, dan pada saham yang sponsornya meningkat dalam triwulan terakhir. Pertimbangan faktor keberadaan sponsor institusional ini sebagai alat yang bermanfaat bagi investor untuk memburu saham-saham unggulan. M = Market Direction How to determine it (arah pasar: cara mengetahui) • Kemerosotan bursa dapat diawali dengan penurunan volume. Investor disarankan untuk melakukan penjualan lebih lanjut apabila terdapat beberapa karakteristik market sebagai berikut: 1. Indeks harga naik pada hari 3, 4, dan 5, namun volumenya menurun; 2. Kenaikkan bersih rata-ratanya lebih kecil dari kenaikkan hari sebelumnya; 3. Pemulihan rata-rata pasar masih lebih kecil dari separuh nilai kemerosotan pertama dari posisi puncaknya. • Belajarlah menginterpretasikan perubahan tingkat harga dan volume perdagangan harian yang ada di bawah pengaruh indeks-indeks bursa, dan langkah-langkah responsive yang dilakukan saham-saham unggulan. Kunci agar posisi investor tetap bagus di bursa adalah bukan prediksi dan juga bukan pengetahuan tentang apa yang akan dilakukan di bursa; tetapi kuncinya adalah: tahu atau tidaknya investor atas apa yang baru saja dilakukan oleh bursa, dan apa yang sedang dilakukannya sekarang. Manfaat besar dari interpretasi adalah bukan hanya untuk mengindentifitasika n posisi puncak dan posisi dasar bursa, tetapi juga kemampuan untuk melacak upaya perbaikan ketika bursa sedang meluncur ke bawah.